Materi Ajar Struktur dan Kebahasaan Teks Anekdot Kelas X SMA
Dosen
Pengampu : Ika Septianan, S.pd., M.pd.
Nama : Dyah Sulistyaning Wahyu Fitriyani
NPM : 18410057
Blog
Ini dibuat untuk memenuhi tugas meta kuliah Sumber Belajar dan Media Pembelajaran
semester 3 tahun 2019/2020
Kata
Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa karena dengan rahmat dan hidayah-Nya, blog materi ajar Bahasa Indonesia
dapat terselesaikan dengan baik. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Ika Septiana, S.Pd., M.Pd., selaku dosen mata kuliah Sumber Belajar dan Media
Pembelajaran yang telah memberikan tugas ini.
Semoga materi ini dapat berguna untuk
menambah wawasan dan pengetahuan mengenai materi ajar Bahasa Indonesia SMP. Penyusun
menyadari sepenuhnya bahwa blog ini masih jauh dari kata sempurna.
Semarang,
21 Desember 2019
A.
Kompetensi
Inti (KI)
KI-1 dan KI-2: Menghayati dan
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Menghayati dan
mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi
secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan
regional, dan kawasan internasional”.
KI-3:
Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI-4:
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai
kaidah keilmuan.
B.
Kompetensi
Dasar (KD)
dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar
(KD)
|
Indikator Pencapaian Kompetensi
|
3.6. Menganalisis
struktur dan kebahasaan teks anekdot.
|
3.6.1. Mengidentifikasi struktur
(bagian-bagian teks) dan
kebahasaan teks anekdot
3.6.2. Menguraikan hasil analisa data dan
informasi tentang struktur dan kebahasaan teks anekdot
3.6.3. Menyimpulkan
hasil analisa data dan informasi tentang struktur dan
kebahasaan teks anekdot
|
4.6. Menciptakan
kembali teks anekdot dengan memerhatikan struktur, dan kebahasaan baik lisan
maupun tulis
|
4.6.1. Menyusun kembali teks anekdot dengan memperhatikan struktur dan
kebahasaan
4.6.2. Mempresentasikan hasil kerja yang telah
disusun sesuai dengan struktur dan kebahasaan
4.6.3. Menanggapi dan merevisi teks anekdot yang
telah disusun dengan struktur dan kebahasaan
|
C.
Tujuan
Pembelajaran
Setelah mengikut proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1. Agar peserta didik dapat
mengetahui tentang struktur dan kebahasaan dalam teks anekdot dan dapat
menguraikan struktur teks anekdot baik secara lisan maupun tulisan dengan benar
2. Setelah pembelajaran
selesai, peserta didik mampu menciptakan kembali teks anekdot dengan
memperhatikan struktur dan kebahasaan baik lisan maupun tulisan dengan benar
D.
Metode / Model
1.
Metode : Diskusi Kelompok
2.
Model : Cooperative Learning
Langkah-langkah dalam Cooperative Learning
Langkah
|
Indikator
|
Tingkah Laku Guru
|
Langkah 1
|
Menyampaikan tujuan
dan memotivasi siswa.
|
Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran dan mengkomunikasikan kompetensi dasar yang akan dicapai
serta memotivasi siswa.
|
Langkah 2
|
Menyajikan informasi
|
Guru menyajikan
informasi kepada siswa
|
Langkah 3
|
Mengorganisasikan
siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
|
Guru menginformasikan pengelompokan
siswa
|
Langkah 4
|
Membimbing kelompok
belajar
|
Guru memotivasi
serta memfasilitasi kerja siswa dalam kelompokkelompok belajar
|
Langkah 5
|
Evaluasi
|
Guru mengevaluasi
hasil belajar tentang materi pembelajaran yang telah dilaksanakan
|
Langkah 6
|
Memberikan
penghargaan
|
Guru memberi
penghargaan hasil belajar individual dan kelompok.
|
E.
Peta Konsep
1. Struktur dan Kebahasaan Teks Anekdot
a. Struktur
teks anekdot
b. Kebahasaan
teks anekdot
2. Penyusunan dan Penceritaan Teks
Anekdot
a. Penyajian
ulang teks anekdot
b. Penyusunan
teks anekdot
c. Penceritaan
teks anekdot
F.
Materi Pembelajaran
1. Struktur Teks
Anekdot
a. Abstraksi
: Bagian di awal paragraf yang berfungsi memberi gambaran tentang isi teks. Biasanya bagian ini menunjukkan hal unik yang akan ada di dalam teks.
b. Orientasi
: Bagian yang menunjukkan awal kejadian cerita atau latar belakang bagaimana peristiwa terjadi. Biasanya penulis bercerita dengan detail dibagian ini.
c. Krisis
: Bagian dimana terjadi hal atau masalah yang unik atau tidak biasa yang
terjadi pada si penulis atau orang yang diceritakan.
d. Reaksi
: Bagian bagaimana cara penulis atau orang yang ditulis menyelesaikan masalah yang timbul di bagian krisis tadi.
e. Koda : Bagian akhir dari
cerita unik tersebut. Bisa juga dengan memberi kesimpulan tentang kejadian yang
dialami penulis atau orang yang ditulis.
2. Kebahasaan dalam Teks
Anekdot
a. Menggunakan
kata keterangan waktu lampau
b. Menggunakan
kata penghubung
c. Terdapat
penggunaan kata kerja
d. Urutan
peristiwa berdasarkan waktu
e. Menggunakan
jenis pertanyaan retorik, yaitu kalimat pertanyaan yang tidak mengharuskan
untuk dijawab.
3.
Menceritakan Teks
Anekdot dengan Pola Berbeda
4.
Menyusun Teks
Anekdot
5.
Menceritakan Teks
Anekdot secara Lisan
G.
Soal (Penilaian Pembelajaran)
Pilihan Ganda
1. Struktur teks anekdot yang tepat, yaitu....
1. Struktur teks anekdot yang tepat, yaitu....
A. Abstraksi – Koda – Orientasi – Krisis – Reaksi
B. Orientasi – Abstraksi – Reaksi – Krisis – Koda
C. Abstraksi
– Orientasi – Krisis – Reaksi – Koda
D. Koda – Reaksi – Krisis – Orientasi – Abstraksi
E. Reaksi – Abstraksi – Krisis – Orientasi – Koda
Teks
bacaan untuk nomor 2 dan 3
KUHP Dalam Anekdot
Seoraang
dosen Fakultas Hukum suatu universitas sedang memberikan kuliah hukum pidana.
Suasana kelas biasa-biasa saja. Saat sesi tanya jawab tiba, Ali bertanya kepada
Pak Dosen. ”Apa kepanjangan KUHP Pak?” Pak Dosen tidak menjawab sendiri,
melainkan melemparkannya kepada Ahmad. “Saudara Ahmad, coba dijawab pertanyaan
saudara Ali tadi,” pinta Pak Dosen. Dengan tegas ahmad mejawab, “Kasih Uang
Habis Perkara, Pak...!” Mahasiswa lain tentu tertawa, sedangkan Pak Dosen hanya
menggeleng-gelengkan kepala seraya menambahkan pertanyaan kepada Ahmad. “
Saudara Ahmad, dari mana saudara tahu jawaban itu?” dasar Ahmad, pertanyaan Pak
Dosen dijawabnya dengan tegas, “Peribahasa Inggris mengatakan pengalaman adalah
guru yang terbaik, Pak....?”. Semua mahasiswa di kelas itu tercengang. Mereka
berpandang pandangan. Lalu, mereka tertawa terbahak-bahak.
Gelak
tawa mereda. Kelas kembali berlangsung normal.
2. Pada teks bacaan diatas
tentukanlah pada paragraf berapakah yang termasuk struktur teks abstraksi,
adalah...
a. Paragraf 1
b.
Paragraf 2
c.
Paragraf 3
d.
Paragraf 4
e.
Paragraf 1-2-3
3. Saat sesi tanya jawab tiba, Ali bertanya kepada Pak Dosen. “Apa kepanjangan
KUHP, Pak?” Pak Dosen tidak menjawab sendiri, melainkan melemparkannya kepada
Ahmad. “Saudara Ahmad, coba dijawab pertanyaan Saudara Ali tadi,” pinta Pak Dosen.
Dengan tegas Ahmad menjawab, “Kasih Uang Habis Perkara, Pak ...!”
Kutipan paragraf diatas
merupakan salah satu bagian dari struktur teks anekdot, yaitu....
A. Abstraksi
B. Krisis
C. Koda
D. Reaksi
E. Orientasi
4. Bacalah susunan teks
anekdot berikut ini dengan saksama!
(1) “Kita sudah memenuhi permintaanmu.” kata editor itu memberitahu sipengarang.
(2) Artikel itu disertai dengan sepucuk surat dari pengarangnya : “Atur saja pemberian tanda bacanya dengan benar dan terbitkan seluruh ceritanya.”
(3) “Tapi di waktu yang akan datang, silakan kirimkan saja pemberian tanda bacanya. Lalu kita terkenal karena menulis artikel kita sendiri.”
(4) Gondolin, seorang penerbit dan editor yang terkenal dari harian Italia IL Mesagero, menerima sebuah artikel yang agak buruk dari seorang temannya yang sekaligus seorang politikus.
Susunan potongan-potongan teks yang tepat hingga menjadi anekdot yang utuh dan padat adalah ….
A. (4)-(1)-(2)-(3)
(1) “Kita sudah memenuhi permintaanmu.” kata editor itu memberitahu sipengarang.
(2) Artikel itu disertai dengan sepucuk surat dari pengarangnya : “Atur saja pemberian tanda bacanya dengan benar dan terbitkan seluruh ceritanya.”
(3) “Tapi di waktu yang akan datang, silakan kirimkan saja pemberian tanda bacanya. Lalu kita terkenal karena menulis artikel kita sendiri.”
(4) Gondolin, seorang penerbit dan editor yang terkenal dari harian Italia IL Mesagero, menerima sebuah artikel yang agak buruk dari seorang temannya yang sekaligus seorang politikus.
Susunan potongan-potongan teks yang tepat hingga menjadi anekdot yang utuh dan padat adalah ….
A. (4)-(1)-(2)-(3)
B. (4)-(3)-(1)-(2)
C. (4)-(2)-(3)-(1)
D.
(4)-(2)-(1)-(3)
E. (4)-(3)-(2)-(1)
5. Perhatikan teks anekdot berikut!
Seorang tua tengah menggembalakan keledainya dipadang rumput, tiba-tiba dikejutkan dengan teriakan beberapa tentara musuh. “Cepat larinya,” teriak si Tua itu si keledai, “Jangan sampai mereka menangkap kita.” Tetapi si keledai tetap kalem berjalan. “Katakan,” ujar si keledai, “Jika jatuh ke tangan musuh apa aku harus membawa beban dobel?” “Kukira tidak,” jawab si Tua. “Lalu apa peduliku dengan siapa yang akan ku layani? Toh bebanku sama saja.” Si Tua pun berlari meninggalkan keledai.
Konjungsi yang digunakan pada teks tersebut adalah….
a. Tetapi dan sedangkan
b. Sedangkan dan tiba-tiba
c. Tetapi dan namun
d. Tiba-tiba dan meskipun
Seorang tua tengah menggembalakan keledainya dipadang rumput, tiba-tiba dikejutkan dengan teriakan beberapa tentara musuh. “Cepat larinya,” teriak si Tua itu si keledai, “Jangan sampai mereka menangkap kita.” Tetapi si keledai tetap kalem berjalan. “Katakan,” ujar si keledai, “Jika jatuh ke tangan musuh apa aku harus membawa beban dobel?” “Kukira tidak,” jawab si Tua. “Lalu apa peduliku dengan siapa yang akan ku layani? Toh bebanku sama saja.” Si Tua pun berlari meninggalkan keledai.
Konjungsi yang digunakan pada teks tersebut adalah….
a. Tetapi dan sedangkan
b. Sedangkan dan tiba-tiba
c. Tetapi dan namun
d. Tiba-tiba dan meskipun
Esay
1. Sebutkan dan jelaskan struktur teks anekdot!
2. Perhatikan teks anekdot berikut!
1. Sebutkan dan jelaskan struktur teks anekdot!
2. Perhatikan teks anekdot berikut!
KUHP
Dalam Anekdot
Seoraang
dosen Fakultas Hukum suatu universitas sedang memberikan kuliah hukum pidana.
Suasana kelas biasa-biasa saja. Saat sesi tanya jawab tiba, Ali bertanya kepada
Pak Dosen. ”Apa kepanjangan KUHP Pak?” Pak Dosen tidak menjawab sendiri,
melainkan melemparkannya kepada Ahmad. “Saudara Ahmad, coba dijawab pertanyaan
saudara Ali tadi,” pinta Pak Dosen. Dengan tegas ahmad mejawab, “Kasih Uang
Habis Perkara, Pak...!” Mahasiswa lain tentu tertawa, sedangkan Pak Dosen hanya
menggeleng-gelengkan kepala seraya menambahkan pertanyaan kepada Ahmad. “
Saudara Ahmad, dari mana saudara tahu jawaban itu?” dasar Ahmad, pertanyaan Pak
Dosen dijawabnya dengan tegas, “Peribahasa Inggris mengatakan pengalaman adalah
guru yang terbaik, Pak....?”. Semua mahasiswa di kelas itu tercengang. Mereka
berpandang pandangan. Lalu, mereka tertawa terbahak-bahak. Gelak tawa mereda. Kelas kembali berlangsung
normal.
Siapakah partisipan yang digambarkan dalam KUHP dalam
anekdot?
Teks anekdot berikut untuk
soal nomor 3-5.
Hanya Komisi
Seorang
pejabat yang korup akhirnya meninggal dunia. Malaikat pun
bertanya tentang kesalahan yang pernah dibuat semasa hidup. “Coba jelaskan
kesalahan yang pernah Anda perbuat dalam hidup Anda” tanya malaikat. “Memang
ada kesalahan yang sepertinya agak salah, tetapi hanya kekeliruan saja.” Kata
si pejabat. “Maksud Anda? Jangan berbelit-belit” kata malaikat. “Saya dituduh
korupsi. Di mata banyak orang sepertinya memang korupsi. Apakah itu layak
disebut kesalahan?” Malaikat pun bingung. Bagaimana si pejabat tidak dapat
membedakan korupsi ataupun tidak?
3. Tentukan struktur teks anekdot tersebut!
4. Ceritakan kembali teks anekdot tersebut dengan bahasa anda sendiri!
5. Buatlah teks anekdot yang menggambarkan situasi lucu, konyol di lingkungan sekolah kalian.
Jawaban
1. Struktur Teks Anekdot
a.
Abstraksi : Bagian di awal paragraf yang
berfungsi memberi gambaran tentang isi teks. Biasanya bagian ini menunjukkan
hal unik yang akan ada di dalam teks.
b.
Orientasi : Bagian yang menunjukkan awal kejadian
cerita atau latar belakang bagaimana peristiwa terjadi. Biasanya penulis
bercerita dengan detail dibagian ini.
c.
Krisis : Bagian dimana terjadi hal atau
masalah yang unik atau tidak biasa yang terjadi pada si penulis atau orang yang
diceritakan.
d.
Reaksi : Bagian bagaimana cara penulis
atau orang yang ditulis menyelesaikan masalah yang timbul di bagian krisis
tadi.
e.
Koda : Bagian akhir dari cerita unik
tersebut. Bisa juga dengan memberi kesimpulan tentang kejadian yang dialami
penulis atau orang yang ditulis.
2. Partisipan yang
digambarkan adalah Ahmad.
3. a. Abstraksi : Seorang
pejabat yang korup akhirnya meninggal dunia.
b. Orientasi : Malaikat pun bertanya tentang kesalahan
yang pernah dibuat semasa hidup. “Coba jelaskan kesalahan yang pernah Anda perbuat dalam hidup Anda” tanya malaikat.
c. Krisis : “Memang ada kesalahan yang sepertinya agak
salah, tetapi hanya kekeliruan saja.” Kata si pejabat. “Maksud Anda? Jangan
berbelit-belit” kata malaikat. “Saya dituduh korupsi. Di mata banyak orang
sepertinya memang korupsi. Apakah itu layak disebut kesalahan?”
d. Koda : Malaikat pun bingung. Bagaimana si pejabat tidak dapat membedakan
korupsi ataupun tidak?
4.
5.
Daftar Pustaka
Uti
Darmawati, Y Budi Artati. 2018. Bahasa Indonesia untuk SMA/MA Mata Pelajaran
Wajib.
Yogyakarta: Penerbit Intan Pariwara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar